Menjaga Rel di Tengah Hujan: Mitigasi Intensif KAI Divre II Sumbar Demi Keselamatan Penumpang - SAMUIK HITAM NEWS

Kamis, 18 September 2025

Menjaga Rel di Tengah Hujan: Mitigasi Intensif KAI Divre II Sumbar Demi Keselamatan Penumpang

  


Padang, 18 September 2025 |  Ketika musim hujan tiba, sebagian orang mungkin hanya memikirkan payung dan jas hujan. Namun, bagi jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional II Sumatera Barat, musim penghujan berarti kerja ekstra, kewaspadaan penuh, dan tanggung jawab besar. Bagi mereka, keselamatan ribuan penumpang yang setiap hari menggunakan jasa kereta api di Sumatera Barat adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.

“Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami. Cuaca ekstrem memang tidak bisa dihindari, tapi mitigasi dan kesiapan bisa dilakukan sejak dini,” tegas Reza Shahab, Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, saat ditemui di Padang.

Musim Hujan, Musim Siaga

Sumatera Barat dikenal dengan bentang alamnya yang indah, dengan pegunungan, lembah, dan pantai yang menawan. Namun di balik keindahan itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama saat musim penghujan. Kontur tanah yang labil dan curah hujan tinggi membuat jalur rel rawan longsor, banjir, hingga amblesan.

“Jalur antara Pauh Lima – Bukit Putus, Duku – Lubuk Alung, Lubuk Alung – Pariaman, hingga Lubuk Alung – Kayu Tanam adalah jalur yang paling kami waspadai. Di sana potensi longsor dan pergerakan tanah lebih tinggi,” kata Reza.

Para petugas lapangan sudah bersiap sejak jauh-jauh hari. Mereka berjalan kaki memeriksa kondisi rel, menggunakan KA ukur maupun troli track geometry untuk mendeteksi perubahan geometri rel, hingga menambah jumlah petugas di titik rawan. Semua itu dilakukan untuk memastikan kereta tetap bisa melaju aman meskipun hujan deras mengguyur.

Gudang Siaga di Tengah Alam

Di balik jalur yang aman, ternyata ada “pahlawan” yang tidak banyak diketahui penumpang: AMUS (Alat Material Untuk Siaga). AMUS berisi rel cadangan, karung pasir, batu kricak, bantalan beton, hingga bantalan kayu yang siap dipasang kapan saja jika jalur mengalami kerusakan.

“Bayangkan saja, kalau ada tanah longsor yang menutup rel, kami harus cepat bertindak. AMUS inilah yang membuat perbaikan bisa dilakukan lebih cepat. Tidak perlu menunggu material datang dari gudang besar,” ujar salah satu petugas lapangan di Kayu Tanam.

Selain AMUS, KAI juga menyiapkan alat berat seperti excavator dan Multi Tie Tamper (MTT). Alat ini dapat memperbaiki jalan rel lebih cepat, terutama ketika jalur terdampak longsor. Bahkan, di beberapa titik rawan sudah dipasang dinding penahan tanah (bronjong) untuk mencegah ambles.

Kesiapan Darurat Hingga ke Detail

Tak hanya itu, KAI juga menyiapkan peralatan teknis cadangan seperti dongkrak, alat potong rel, pelat sambung, hingga Hand Tie Tamper (HTT) untuk menata dan memadatkan ballast agar posisi rel tetap stabil.

“Kalau ada kondisi darurat, kami bahkan sudah siapkan tenda pleton untuk posko lapangan, chainsaw untuk memotong pohon tumbang, hingga H-beam sebagai penopang darurat jembatan. Semua harus serba siap karena hujan tidak bisa diprediksi,” jelas Reza.

Langkah detail ini menunjukkan bahwa mitigasi bukan sekadar slogan, tetapi benar-benar dijalankan hingga ke teknis terkecil.

Peran Masyarakat yang Tak Kalah Penting

Namun, menjaga rel tidak bisa hanya dilakukan oleh KAI. Masyarakat juga memegang peran penting. Reza mengimbau agar warga yang tinggal di dekat jalur rel turut berpartisipasi menjaga keselamatan kereta.

“Kami berharap warga tidak melakukan aktivitas berbahaya di sekitar rel. Kalau ada longsor kecil, pohon tumbang, atau kondisi yang berpotensi membahayakan, segera laporkan. Sinergi antara petugas dan masyarakat sangat menentukan,” ucapnya.

Bukan sekali dua kali laporan dari warga membantu petugas KAI bergerak cepat. Di beberapa kasus, informasi dini dari masyarakat membuat jalur bisa segera diamankan sebelum kereta melintas.

Lebih dari Sekadar Transportasi

Kereta api di Sumatera Barat bukan hanya alat transportasi. Ia adalah nadi pergerakan ekonomi dan sosial masyarakat. Dari mahasiswa yang berangkat kuliah, pedagang kecil yang membawa dagangan, hingga wisatawan yang menikmati perjalanan indah ke Pariaman atau Kayu Tanam, semua bergantung pada jalur yang aman.

Bagi para petugas KAI, setiap baut rel yang diperiksa, setiap bronjong yang dipasang, hingga setiap laporan yang ditindaklanjuti adalah bagian dari menjaga kehidupan banyak orang.

“Kereta api bukan sekadar moda transportasi. Ia membawa harapan, rezeki, dan cerita perjalanan masyarakat Sumatera Barat. Karena itu, keselamatan tidak bisa ditawar,” tutup Reza dengan mantap.

Keselamatan, Kenyamanan, dan Komitmen

Dengan mitigasi yang menyeluruh – mulai dari pemeriksaan rutin, peralatan darurat, hingga sinergi masyarakat – KAI Divre II Sumbar berupaya memastikan bahwa musim hujan bukan halangan bagi ribuan penumpang untuk tetap bepergian dengan aman dan nyaman.

Di tengah derasnya hujan dan tantangan alam Sumatera Barat, rel kereta tetap dijaga, dijalankan, dan dipertahankan demi keselamatan bersama.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda