Berlan, Pesisir Selatan | Bendungan Batang Tarusan di Barung-barung Balantai, Sabtu siang (20/9), menjadi saksi lahirnya gelombang baru perlawanan terhadap narkoba. Ramainya warga yang datang, mulai dari kalangan orang tua, pemuda, pelajar hingga tokoh masyarakat, memperlihatkan betapa besarnya kepedulian terhadap masa depan generasi mereka.
Di tengah antusiasme tersebut, Ramlis Chan tampil sebagai figur sentral. Dialah yang kini dipercaya memimpin Lembaga Anti Narkotika (LAN) Koto XI Tarusan, sebuah amanah yang disambutnya dengan kesungguhan hati.
“Jabatan ini bukan sekadar gelar atau simbol, tapi tanggung jawab besar. Saya berjanji untuk turun langsung ke nagari, menyentuh masyarakat, dan memastikan narkoba tidak merusak generasi kita. Dari Tarusan, kita kobarkan semangat perang melawan narkoba,” ujar Ramlis Chan penuh keyakinan.
LAN Sumbar Perkuat Basis di Tarusan
Hadirnya Firman Sikumbang, SE, Ketua LAN Sumbar, bersama jajaran pengurus provinsi menambah bobot acara tersebut. Firman menegaskan, LAN tidak hanya hadir di atas kertas atau formalitas, melainkan benar-benar bekerja dari lapangan, bergandeng tangan dengan masyarakat.
“LAN Koto XI Tarusan di bawah kepemimpinan Ramlis Chan akan jadi basis yang kuat. Kita ingin Tarusan jadi contoh nagari bebas narkoba. Jika Tarusan bisa, maka daerah lain juga akan menyusul. Inilah gerakan dari bawah, dari nagari, untuk Sumatera Barat, bahkan untuk Indonesia,” tegas Firman di hadapan warga.
Turut hadir pengurus inti LAN Sumbar: Titik Susiani, M.Pd (Wakil Ketua I), Dr. Desri Nora, M.Pd (Ketua P4GN LAN Kota Padang), Rahmawati, M.Pd (Ketua Divisi Humas), Fitridiah, S.Pd, MM (Ketua Divisi Rescue), hingga Dr. dr Erdanela Setiawati, MM, FISPH, FISCM yang mengingatkan pentingnya kesehatan dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.
Restorative Justice untuk Korban, Bukan Penghukuman
Dalam kesempatan itu, Firman Sikumbang juga menegaskan bahwa LAN tidak hanya fokus pada pencegahan, tetapi juga pada pendekatan kemanusiaan bagi mereka yang sudah terjerat narkoba.
“Kita siap membantu anak nagari yang kedapatan memiliki barang bukti kecil, misalnya 0,3 gram. Mereka bukan untuk dihukum, tapi harus diarahkan ke rehabilitasi. Karena sekarang sudah ada kebijakan Restorative Justice yang memberi kesempatan bagi korban untuk sembuh, bukan justru terpuruk di balik jeruji,” tegas Firman.
Pernyataan ini disambut tepuk tangan warga, menandakan dukungan kuat masyarakat terhadap langkah yang lebih berkeadilan sekaligus penuh kepedulian.
Target Pengedar Narkoba: Generasi Rentan
Dalam sesi penyuluhan, warga diajak membuka mata lebar-lebar. Disebutkan bahwa para pengedar narkoba memiliki strategi khusus dalam mencari korban. Mereka menyasar pelajar yang gemar begadang, malas belajar, atau sering bolos sekolah.
Selain itu, kelompok “3B” – anak-anak Beruang (berduit), anak dari orang Berpengaruh, dan anak-anak Broken home – menjadi target empuk. Mereka yang masuk kategori 3P – Perokok, Pengangguran, Putus Sekolah – juga sangat rentan. Bahkan anak dengan ciri 3M – Manja, Malas, dan Mencla-mencle – tidak luput dari incaran.
Paparan ini membuat suasana hening sejenak. Beberapa orang tua tampak menatap anak mereka, seakan menyadari betapa dekat ancaman itu. Pesan yang disampaikan begitu jelas: narkoba tidak mengenal batas, dan bisa menjerat siapa saja yang lengah.
Suara Mamak Kampung
Acara semakin bermakna ketika Uwan Sukirman, salah seorang mamak kampung, ikut menyampaikan pandangannya. Dengan suara tegas, ia mengingatkan bahwa narkoba bukan hanya musuh anak muda, tetapi juga ancaman bagi kelangsungan nagari.
“Kalau anak kemenakan kita hancur oleh narkoba, maka rusaklah masa depan nagari. Sebagai mamak kampung, saya mendukung penuh langkah LAN Koto XI Tarusan di bawah pimpinan Ramlis Chan. Kita harus saling menjaga, karena menjaga generasi itu bagian dari menjaga marwah adat kita,” ujar Uwan Sukirman.
Pernyataan tersebut disambut hangat oleh warga, menambah keyakinan bahwa gerakan melawan narkoba kini benar-benar menjadi kesadaran bersama.
Dari Tarusan untuk Indonesia
Ramainya warga yang hadir menjadi bukti bahwa perang melawan narkoba telah menjadi gerakan kolektif. Acara ditutup dengan pembacaan ikrar “Koto XI Tarusan Bersih Narkoba”. Semua warga berdiri, mengangkat tangan, dan mengucapkan sumpah komitmen dipandu oleh Ramlis Chan.
Spanduk besar bertuliskan “Dari Tarusan untuk Indonesia: Stop Narkoba!” terbentang megah, diiringi doa bersama.
“Kalau kita bersatu, narkoba tidak akan bisa masuk. Dari Barung-barung Balantai ini, kita suarakan tekad untuk Indonesia yang sehat, bersih, dan produktif tanpa narkoba,” tutup Ramlis Chan lantang, disambut sorakan penuh semangat dari warga.
Momentum ini menjadi bukti bahwa dari nagari kecil di Pesisir Selatan, lahir gerakan besar yang bisa menginspirasi daerah lain. Gerakan yang tumbuh dari masyarakat, untuk masyarakat, demi menyelamatkan generasi bangsa.
TIM RMO