PADANG, 14 Oktober 2025 | Di tengah geliat pembangunan berkelanjutan di Sumatera Barat, Stasiun Padang kini menjelma menjadi ikon baru transportasi publik yang ramah, inklusif, dan berorientasi pada energi hijau. Melalui peran aktif PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat, stasiun yang dikenal juga dengan nama Simpang Haru itu kini menjadi simpul penting konektivitas antardaerah dan penggerak utama sektor pariwisata Ranah Minang.
Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menuturkan bahwa transformasi Stasiun Padang tidak hanya difokuskan pada peningkatan layanan penumpang, tetapi juga pada komitmen terhadap keberlanjutan dan inklusivitas.
“Stasiun Padang bukan sekadar gerbang utama perkeretaapian, tetapi telah tumbuh menjadi ikon transportasi yang ramah dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Reza.
Gerbang Mobilitas dan Wisata
Melalui dua layanan utama, KA Minangkabau Ekspres dan KA Pariaman Ekspres, Stasiun Padang melayani ribuan penumpang setiap hari. KA Minangkabau Ekspres menghubungkan pusat kota dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM), sementara KA Pariaman Ekspres menjadi jalur vital yang menghubungkan Padang dengan Kota Pariaman di pesisir barat.
Setiap harinya, KA Minangkabau Ekspres melayani 12 perjalanan pulang-pergi dengan kapasitas 2.400 tempat duduk, sedangkan KA Pariaman Ekspres menempuh 10 perjalanan dengan total 4.240 kursi penumpang.
Hingga Triwulan III Tahun 2025, Stasiun Padang mencatat 392.848 penumpang, menjadikannya stasiun dengan volume keberangkatan tertinggi di wilayah Divre II Sumbar. Angka ini menjadi bukti nyata bahwa layanan kereta api semakin dipercaya masyarakat, sekaligus berkontribusi besar terhadap sektor pariwisata lokal.
Inklusif dan Ramah untuk Semua
KAI Divre II Sumbar menjadikan aksesibilitas dan kenyamanan sebagai prinsip utama. Fasilitas di Stasiun Padang dirancang agar ramah bagi penyandang disabilitas, lansia, dan pengguna dari berbagai latar belakang sosial.
“Kami berupaya menjadikan Stasiun Padang sebagai rumah kedua bagi masyarakat. Seluruh elemen, mulai dari aksesibilitas hingga pelayanan, kami rancang agar setiap individu dapat menikmati perjalanan yang optimal,” tambah Reza.
Pionir Energi Hijau di Sumatera Barat
Komitmen terhadap lingkungan menjadi bagian integral dari strategi KAI. Melalui program Sustainable Development Goals System (SDgS), Stasiun Padang kini menjadi stasiun percontohan energi hijau dengan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 40,7 kWp yang telah beroperasi sejak Desember 2024.
<span;>> “Penerapan PLTS di Stasiun Padang merupakan bentuk tanggung jawab kami dalam mengurangi jejak karbon. Energi bersih yang dihasilkan setara dengan manfaat menanam ratusan pohon, sekaligus menekan emisi karbon dioksida secara signifikan setiap tahunnya,” jelas Reza.
Langkah tersebut merupakan bagian dari penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diusung PT KAI di seluruh wilayah operasionalnya.
Transportasi Publik Berkelanjutan
Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan, Stasiun Padang kini menjadi simbol kemajuan transportasi publik di Sumatera Barat. Tidak hanya meningkatkan mobilitas masyarakat, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata serta ekonomi lokal.
<span;>> “Melalui dukungan masyarakat dan komitmen berkelanjutan dari KAI Divre II Sumbar, Stasiun Padang terus bertransformasi menjadi model transportasi modern yang efisien, hijau, dan berorientasi pada pelayanan publik,” tutup Reza.
Catatan Redaksi:
Transformasi Stasiun Padang menjadi stasiun hijau dan inklusif menandai babak baru dalam pengelolaan transportasi publik di Sumatera Barat.
Upaya KAI Divre II Sumbar bukan hanya memperkuat konektivitas, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan di tengah tuntutan global terhadap pembangunan berkelanjutan.
TIM